Minggu, 13 September 2015
Selasa, 23 Desember 2014
Kisah Keliru dalam Mengambil Pelajaran
21.33
No comments
Syaqiiq al-Balkhi adalah kawan kepada Ibrahim bin Adham yang
dikenali seorang ahli ibadah, zuhud dan tinggi tawakalnya kepada Allah. Hingga
pernah sampai pada keadaan enggan untuk bekerja.
Musykil dengan keadaan temannya, Ibrahim bin Adham bertanya, “Apa yang menyebabkan kamu jadi begini ?” Syaqiiq menjawab, “Ketika saya sedang dalam perjalanan di padang pasir yang tandus, saya melihat seekor burung yang patah kedua sayapnya. Lalu saya berkata dalam hati, aku ingin tahu, dari mana burung itu mendapatkan rezeki. Maka aku pun memperhatikannya dari jarak yang dekat. Tiba-tiba datanglah seekor burung yang membawa makanan di paruhnya. Burung itu mendekatkan makanan ke paruh burung yang patah kedua sayapnya untuk menyuapnya. Maka saya berkata dalam hati, “Dzat yang mengilhamkan burung sehat untuk membawa rezeki kepada burung yang patah kedua sayapnya di tempat yang sepi ini pastilah berkuasa untuk memberiku rezeki di mana jua aku berada.” Maka sejak itu, aku putuskan untuk berhenti bekerja dan aku menyibukkan diriku dengan ibadah kepada Allah.
Ibrahim berkata, “Wahai Syaqiiq, mengapa kamu serupakan dirimu dengan burung yang cacat itu ? Mengapa kamu tidak berusaha menjadi burung sehat yang memberi makan burung yang sakit itu ? Bukankah itu lebih utama ? Bukankah Nabi SAW. pernah bersabda, “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah ?” Sudah selayaknya bagi seorang mukmin memilih darjat yang paling tinggi dalam segala urusannya, sehingga dia boleh mencapai darjat orang yang berbakti ?"
Syaqiiq tersentak dengan pernyataan Ibrahim dan dia menyedari kekeliruannya dalam mengambil pelajaran.
(Tarikh Dimasyqi, Ibnu Asakir)
Musykil dengan keadaan temannya, Ibrahim bin Adham bertanya, “Apa yang menyebabkan kamu jadi begini ?” Syaqiiq menjawab, “Ketika saya sedang dalam perjalanan di padang pasir yang tandus, saya melihat seekor burung yang patah kedua sayapnya. Lalu saya berkata dalam hati, aku ingin tahu, dari mana burung itu mendapatkan rezeki. Maka aku pun memperhatikannya dari jarak yang dekat. Tiba-tiba datanglah seekor burung yang membawa makanan di paruhnya. Burung itu mendekatkan makanan ke paruh burung yang patah kedua sayapnya untuk menyuapnya. Maka saya berkata dalam hati, “Dzat yang mengilhamkan burung sehat untuk membawa rezeki kepada burung yang patah kedua sayapnya di tempat yang sepi ini pastilah berkuasa untuk memberiku rezeki di mana jua aku berada.” Maka sejak itu, aku putuskan untuk berhenti bekerja dan aku menyibukkan diriku dengan ibadah kepada Allah.
Ibrahim berkata, “Wahai Syaqiiq, mengapa kamu serupakan dirimu dengan burung yang cacat itu ? Mengapa kamu tidak berusaha menjadi burung sehat yang memberi makan burung yang sakit itu ? Bukankah itu lebih utama ? Bukankah Nabi SAW. pernah bersabda, “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah ?” Sudah selayaknya bagi seorang mukmin memilih darjat yang paling tinggi dalam segala urusannya, sehingga dia boleh mencapai darjat orang yang berbakti ?"
Syaqiiq tersentak dengan pernyataan Ibrahim dan dia menyedari kekeliruannya dalam mengambil pelajaran.
(Tarikh Dimasyqi, Ibnu Asakir)
sumber: http://lenggangkangkung-my.blogspot.com/
Selasa, 18 November 2014
POHON EMAS DAN POHON BESI
20.07
No comments
Di suatu masa terdapatlah dua batang
pohon yang tumbuh dengan subur. Pohon tersebut hidup saling berdampingan.
Dinamakanlah salah satu pohon sebagai pohon besi. Pohon besi mempunyai batang
yang tinggi menjulang dengan kokoh. Daun-daunnya lebar dan sangat lebat.
Sedangkan pohon yang satunya tidak kalah indah dibanding pohon besi, ia adalah
pohon emas. Pohon emas sangat indah mempesona, batang yang tinggi dengan kilauan
daun-daun yang kuning keemasan membuat pohon emas menjadi incaran banyak
manusia.
Pohon
emas dan pohon besi hidup berdampingan semenjak kecil, jikalau ada orang yang
ingin mengambil daun-daun pohon emas, atau ingin mengambil ranting-ranting dari
batang pohon emas, semuanya tidak akan mampu untuk mengambilnya. Itu semua
berkat pertolongan dari pohon besi. Jika ada orang yang mendekati pohon emas
untuk mengambil bagian dari batangnya, maka pohon besi pun segera menjatuhkan
daun-daun ataupun rantingnya, sehingga mengenai orang yang mendekati mereka.
Tidak ada satu orangpun yang dapat mengambil bagian dari pohon emas.
Pohon
emas sangat berterima kasih kepada pohon besi yang telah menyelamatkannya
ketika ada manusia yang mendekati.....waktu terus berlalu, pohon emas dan pohon
besi tetap hidup berdampingan. Semakin lama, pesona pohon emas semakin menarik
perhatian orang-orang. Banyak orang yang ingin menaklukkan pohon emas agar bisa
diambil bagiannya untuk dijual dan memperkaya diri. Semakin banyak orang yang mendekati
pohon emas, sebanyak itu pula yang tertimpa bagian dari pohon besi.
Waktu
semakin berlalu, orang-orang yang mati tertimpa oleh daun-daun dan ranting
pohon besi semakin banyak dan menimbulkan bau yang tidak enak. Pohon emas mulai
berkeluh kesah karena bau tidak enak yang ada disekitarnya. Pohon emas menjadi
lupa diri, ia menyalahkan pohon besi yang menyebabkan bau tersebut karena
setiap orang yang melewati mereka pasti mati tertimpa daun ataupun ranting dari
pohon besi.
Pohon
emas ingin meninggalkan pohon besi dan hidup sendirian tanpa terganggu dengan
bau tidak enak yang banyak terdapat di sekitar pohon besi. Pohon besi berusaha
membujuk pohon emas agar tidak pergi, karena jika pohon emas tidak hidup
bersama pohon besi, maka pohon emas pasti akan habis diambil oleh manusia.
Tetapi pohon emas tidak mau mendengarkan perkataan pohon besi. Pohon emas tetap
ingin meninggalkan pohon besi dan hidup di tempat lain. Pohon besi tidak dapat
berbuat banyak. Usaha untuk mencegah pohon emas agar tidak pergi tidak berhasil
dilakukannya. Akhirnya pohon emas pergi meninggalkan pohon besi.
Pohon
emas sangat senang hidup berjauhan dengan pohon besi. Di lingkungan hidupnya
yang baru, sama sekali tidak ada bau seperti saat berdampingan dengan pohon
besi.
Setelah beberapa waktu
berlalu, keberadaan pohon emas diketahui oleh manusia. Manusiapun berdatangan
pergi ke lokasi pohon emas berada. Orang-orang mengambil daun-daun dan ranting
pohon emas. Pohon emas sangat ketakutan melihat manusia. Namun, tidak ada usaha
yang dapat dilakukan pohon emas selain menyesal telah pergi meninggalkan pohon
besi.
Ketika
manusia telah pergi, pohon emas menangis dan menyesal. Batang pohon emas tidak
lagi rindang, daun-daunnya pun telah sedikit. Akhirnya, pohon emas pergi
mencari keberadaan pohon besi. Pohon emas menemukan pohon besi dan menceritakan
semua yang dialaminya ketika tidak bersama dengan pohon besi. Pohon emas ingin
kembali hidup berdampingan dengan pohon besi. Pohon besi menerima dengan senang
hati akan keberadaan pohon emas disampingnya. Pada akhirnya mereka kembali
hidup bersama, dan tumbuh dengan rindang.
(Oleh: Jesi Pebralia)
Rabu, 24 September 2014
Kenangan bersama ayah
08.12
No comments
Dalam sebuah perjalanan,
Ku teringat masa indah, di masa-masa kecilku,
Kenangan bersama ayah di kampung halaman,
Sungguh indah...
Terlalu manis untuk dilupakan,
Suasana menjelang pengajian petang di setiap harinya,
Belajar dengan ayah sebelum berangkat mengaji...,
Atau ketika masa-masa S1, di penghujung minggu ku
pulang ke rumah...
Entah hari Sabtu atau hari Minggu, selalu ada cerita
tentang kegiatan kuliah...
Ayah engkau selalu ada dalam susah dan senangku,
Begitu banyak harapan yang ayah berikan kepada
ananda,
Semangat untuk harus selalu mencoba, ananda warisi
darimu...
Pantang menyerah dan optimis, ayah siratkan dalam nasihat,
Impian besar dan rasa selalu bersyukur beringan
bersama,
Ayah terima kasih, ananda haturkan kepadamu,
Yang telah mendidik dan membesarkanku bersama ibu
dan adik-adik,
Ayah engkaulah guruku, yang terbaik sepanjang usiaku,
Yang telah membimbing masa kecilku, meniti jalan
Tuhanku
Allah semoga engkau berkenan membalas segala
kebaikannya,
Menerimanya dan meridhoinya di akhirat-Mu.
Senin, 25 Agustus 2014
Pelesiran 44
07.04
No comments
AlhamdulIllah
sejak tanggal 6 Agustus 2014 yang lalu saya telah menempati rumah kos untuk
satu tahun ke depan di Bandung.
Rumah dua lantai yang beralamat di Jalan Pelesiran ini sangat hangat dan suasana kekeluargaan di dalamnya begitu dekat.
Minggu, 17 Agustus 2014
Memaknai Kemerdekaan Republik Indonesia
06.30
No comments
Kemerdekaan Negara
Indonesia tidak akan terjadi tanpa adanya sebuah perjuangan. Perjuangan yang
dilakukan oleh segenap Bangsa Indonesia, mulai dari pemuda sampai orang tua,
mulai dari laki-laki sampai perempuan, mulai dari kalangan terpelajar sampai
kepada orang awam, mulai dari tentara-tentara sampai kepada pribumi biasa. Demi
mencapai kemerdekaan semua golongan bangsa bersatu-padu untuk menegakkan
kemerdekaan Negara Republik Indonesia.
Orang-orang terdahulu telah gugur dan terabadikan menjadi
putra-putri terbaik bangsa. Mereka meninggalkan warisan terindah bagi anak
cucunya yaitu sebuah kemerdekaan untuk Negara Republik Indonesia. Merdeka
berarti terhindar dari para penjajah, untuk bebas menikmati perdamaian,
keadilan, dan kesejahteraan untuk hidup yang lebih baik.
Telah 69 tahun Indonesia merdeka dan begitu banyak
kemudahan-kemudahan yang dapat kita nikmati dari sebuah arti kemerdekaan. Pada
abad ke-21 Indonesia telah menjadi bangsa yang besar seperti yang disampaikan
oleh Bapak Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Kita berterima
kasih kepada Bapak Presiden SBY. Namun, capaian itu semua tidak boleh membuat
kita cepat berpuas diri. Mungkin ada diantara kita yang telah turut andil dalam
mengharumkan nama Bangsa Indonesia di dunia internasional, tetapi bagi kita
yang belum seharusnya menjadi motivasi untuk dapat berbuat lebih baik tidak
untuk diri sendiri, tetapi untuk sebuah cita-cita yang lebih besar yaitu
mengharumkan nama Bangsa Indonesia.
Ada banyak hal yang dapat kita lakukan. Sebagai seorang
mahasiswa, sudah selayaknya kita menjadi ahli di bidang masing-masing. Kita harus
belajar dengan tekun, agar kita di segani bukan karena kita berotot tetapi kita
disegani karena kita mempunyai ilmu pengetahuan. Tidak hanya sebatas menguasai
ilmu pengetahuan dengan baik, kita juga harus peka terhadap lingkungan. Kita harus
mempunyai kepedualian sosial yang tinggi sehingga ilmu pengetahuan yang kita
miliki dapat bermanfaat bagi sesama dan menjadikan kita sebagai mahasiswa yang
pandai dan berakhlak mulia.
Upacara bendera merupakan simbol penghormatan kita
terhadap kemerdekaan Republik Indonesia. Tidak bermaksud untuk
mengkultuskannya, tetapi alangkah baiknya jika kita terlibat ikut dalam upacara
bendera sebagai penghormatan kita untuk bangsa ini. Semoga bangsa yang kita
cintai ini akan terus tumbuh menjadi bangsa yang kuat, penduduknya hidup dengan
damai, aman, rukun, dan sejahtera. Dan semoga cita-cita di tahun 2045 dapat
terwujud dengan baik sehingga melahirkan generasi emas bagi Bangsa Indonesia.
(Jesi Pebralia)
Jumat, 15 Agustus 2014
Cara Berterima Kasih
01.08
No comments
“Sesiapa yang diberikan perbuatan kebaikan kepadanya lalu
dia membalasnya dengan mengatakan : jazaa
kallahu khaer (moga
Allah membalasmu dengan kebaikan),
maka sungguh hal itu telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.” (HR.
At-Tirmidzi)
Langganan:
Postingan (Atom)